Jumat, 01 Juni 2012

KELAINAN DAN PENYAKIT PADA REPRODUKSI MANUSIA

Gangguan/ Kelainan/ Penyakit Pada Sistem Reproduksi


Pada sistem reproduksi dapat mengalami gangguan/ kelainan/ penyakit. Gangguan/ kelainan/ penyakit tersebut bisa terjadi akibat beberapa faktor tertentu. Faktor tersebut bisa jadi akibat tumor, infeksi virus/ bakteri atau akibat disfungsi organ itu sendiri. Berikut adalah beberapa contoh Gangguan/ Kelainan/ Penyakit pada sistem reproduksi.
1.    Condiloma Accuminata
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
 
 
ETIOLOGI
Virus penyebabnya adalah Virus Papilloma Humanus ( HPV ) ialah virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus Papova.Virus yang pernah ditemui pada condyloma accuminata adalh type : 6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52 dan 56.
Beberapa tipe VPH tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi yaitu type : 16 dan 18.Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks.Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada condyloma accuminata dan neoplasma intraepitelial serviks derajat ringan.
PATOFISIOLOGI
Sel lapisan yang fundamental kulit luar diserang oleh HPV. Ini menembus sampai kulit dan menyebabkan mucosa micro abrasions. Suatu tahap karena virus tersembunyi tidak di mulai dengan tanda apapun atau gejala dan dapat berlangsung dari satu bulan sampai beberapa tahun. Berkembang secara tersembunyi produksi virus DNA, capsoids, dan partikel dimulai. Sel Tuan rumah terkena infeksi menyebar dan berkembang ,Daerah yang paling umum terpengaruh adalah penis, vulva, liang peranakan, leher rahim, dan perianal area. Mucosal luar biasanya Luka di oropharynx, pangkal tenggorokan, dan batang tenggorok telah dilaporkan. HPV-6 telah dilaporkan di daerah lain ( misalnya, ekstrimitas).
Berbagai luka bersamaan adalah umum dan dapat melibatkan infeksi dan dibedakan lokasi anatomicnya. Peradangan telah terbentuk untuk membawa kedua-duanya berpotensi oncogenic dan cepat menyebar.
Perlu dipertimbangkan penyalahgunaan seksual sebagai kemungkinan yang mendasari masalah pada pasienbayi dan anak; bagaimanapun, mengingat infeksi itu kontak langsungl atau secara tidak langsung oleh janin jarang terjadi. Akhirnya, saluran vagina terkena infeksi dan menyebar pada kelahiran dapat menyebabkan luka yang berhubungan dengan pernapasan pada bayi.

INSIDENS
Di Amerika Serikat : Insidens condyloma acuminata adalah 1%. Merupakan penyakit yang ditularkan secara seksual umum ( STD). telah dilaporkan melebihi 50%. Resiko Dan umumnya terjadi paling tinggi adalah antar orang dewasa muda dekade yang ketiga dan remaja yang lebih tua Secara internasional telah dilaporkan berbeda dan;berubah. Data dari Inggris, italia, Netherlands, dan lain negara-negara berkembang dan dikembangkan melaporkan HPV infeksi/peradangan untuk sedikitnya sama seperti umumnya di Mortality dan Morbiditas di Amerika serikat:
Pada HPV dengan infeksi keadaan umum akan lebih buruk dengan berbagai defisiensi immunologic. Tingkat kekambuhan,bentuk dan resiko menjadi oncologic adalah paling tinggi. Penyakit tersembunyi sering pada yang sedang hamil. Vulvar condyloma acuminata boleh bertentangan dengan proses kelahiran. Trauma kemudian boleh terjadi, memproduksi kulit keras atau erythema. Pendarahan telah dilaporkan luka besar yang dapat terjadi kehamilan.Pada penderita laki-laki, pendarahan telah dilaporkan dengan kutil yang flat/kempes penile urethral meatus, pada umumnya dihubungkan dengan HPV-16. Luka boleh mendorong kearah perusakan daerah yang dilibatkan. Akhirnya, urethral pada wanita juga mungkin terjadi. Kedua jenis kelamin adalah sensitif terhadap infeksi.
Secara umum,hampir 75 % penderita wanita dikenai dengan infeksi
Usia secara umum akan mengenai dewasa muda antara 17 – 33 tahun dan puncak nya pada usia 20 – 24 tahun.
GAMBARAN KLINIS
Penyakit ini terutama terdapat didaerah lipatan yang lembab,misalnya digaerah genitalia eksterna.Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus ,sulkus koronarius,gland penis,muara uretra eksterna ,korpus dan pangkal penis .Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya ,introius vagina ,kadang kadang pada posio utereri.Pada wanita akan banyak mengeluarkan flour albus atau pada wanita hamil maka pertumbuhannya akan semakin cepat.
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau masih baru,jika telah lama akan berwarna kehitaman.Permukaannya berjontjot ( papillomatosa ) sehingga pada vegetasi yang besar dapat dilakukan percobaan sondase.Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak.Vegetasi yang besar di sebut sebagai Giant Condyloma ( Buschke )yang pernah dilaporkan menimbulkan degenerasi maligan,sehingga harus dilakukan biopsi.
Dari anamnesa,faktor merokok,kontrasepsi oral,berganti-ganti pasangan dan terlalu awal melakukan hubungan seks,merupakan resiko mendapatkan condyloma acuminata.
Dua pertiga penderita yang pernah berhubungan dengan penderita condyloma acuminata akan terkena dalam waktu tiga bulan.Keluhan umumnya dengan bengkak tanpa rasa sakit atau gatal,mengenai lebih dari satu tempat saja atau tampak luka.
Bila mengenai pangkal tenggorokan atau mukosa trakhea biasanya oleh kontak seksual secara oral.Dan bila hubungan seks melalui anus baik pria dengan wanita atau sesama pria akan dijumpai juga luka di daerah anus.Yang jarang terjadi adalah bila dijumpai di ujung uretra akan sedikit menghalangi keluarnya air seni.Dari anamnesa juga dapat diketahui apakah kejadian adanya perdarahan saat hubungan seks terjadinya sebelum mengidap penyakit condyloma acuminata atau sesudah nya.Pada wanita hamil dengan penurunan daya tahan tubuh akan terjadi perdarahan per vaginam.
GAMBARAN FISIK
Dapat tunggal atau multiple dengan berbagai papil-papil,nampak seperti mutiara,berbentuk seperti kawat,bunga kol,seperti jamur atau seperti tanda tanda seru.
Kadang bisa sangat lembut terutama bila di batang penis ,verrucosa atau lobulated.Penonjolan dapat mengganggu penampilan juga.Warna bisa hampir sama dengan kulit,kemerahan atau erytema atau hiperpigmentasi.Bila bentuk tidak beraturan hati-hati mendiagnosa banding dengan melanoma.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Seperti halnya skrining untuk penyakit menular seksual yakni : HIV,kencing nanah,Chlamidia dan sipilis.
Test yang lain sebagai skrining adalah :
- Paps Smear : digunakan untuk melihat adanya sel yng papilomatosis,acantosis,abnormal koilocytik atau inti sel yang tidak normal
- Filter Hybridization ( Southern blot and slot blot hybridization ),in situ hybridization dan Polymerase chain reaction ( PCR ),test ini dapat digunakan untuk diagnosa dan menilai tipe dari HPV
- Hybrid Capture
- Acetowhitening :-Luka yang disangkakan pada penis dibungkus dengan kasa yang direndam dengan Asam cuka 5 % selama 5 menit
- Dengan menggunakan kolposkopi pembesaran 10 X ,kutil akan tampak berwarna putih,suatu penampilan putih berkilau merupakan fokus epitel yang hiperplasia
- Kolposkopi juga berguna mengidentifikasi luka pada cervix uterus terutama bila menggunakan asam cuka.
- Biopsi : dilakukan pada luka yang tampaknya tidak lazim,atau berulang atau pada penderita dengan resiko menderita neoplasma atau penurunan daya tahan tubuh.
- Anoskopi
- Antroscopi
PENANGANAN
Emergency yang sering membuat hati penderita tidak tenang adalah bila sudah terjadi perdarahan masif dari luka.Sehingga diperlukan suatu langkah dalam mengantisipasinya.
Tenangkan penderita dengan terlebih dahulu proteksi diri dan menekan sumber perdarahan.Bila tidak berhasil cryotherapi merupakan pilihan,dimana dengan menggunakan applikator cotton tipped selama 10-15 detik dan mengulanginya bila perlu.Angkat kulit dan dasar jaringan normal sebelum membeku.Cryotherapi ini adalah pilihan pertama yang sempurna terutama untuk perdarahan pada daerah perianal.Efek sampingnya saat perawatan adalah sedikit erosi,ulkus dan hipopigmentasi pada kulit.Pada ibu hamil akan aman digunakan.
- Elektrokauterisasi : ( Bedah listrik )
- Kurretage
- Pembedahan dengan Eksisi : merupakan tindakan yang dianggap paling sukses dengan angka kekambuhan yang kecil,keberhasilan 63 – 91 %
- Laser Karbondioksida ; Luka lebih cepat sembuh dan meninggalkan sedikit jaringan parut,bila dibandingkan elektrokauterisasi
- Bedah Beku ( N2 ,N20 cair )
- Bedah scalpel
- OBAT-OBATAN ;
- 1.Podofilin : yang digunakan ialah tingtur podofilin 25 %.Kulit disekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi,setelah 4 – 6 jam dicuci.Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari.Setiap kali pemberian jangan melebihi 0,3 cc karena akan di serap dan bersifat toksik.Gejala toksisitas adalah mual,muntah,nyeri abdomen,gangguan pernafasan dan keringan yang disertai kulit yang dingin.Dapat juga terjadi supressi sum-sum tulang yang disertai trombositopenia dan leukopenia.Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat menyebabkan kematian fetus.Cara pengobatan Podofilin ini sering dipakai.Hasilnya baik pada lesi yang baru,tetapi kurang mr=emuaskan pada lesi yang lama atau yang berbentuk pipih.
- 2.Asam triklorasetat : Digunakan larutan dengan konsentrasi 50 %,dioleskan setiap minggu.Pemberiannya harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam.Dapat diberikan pada wanita hamil.
- 3.5-Fluorourasil : Konsentrasinya antara 1 – 5 % dalamm krim,dipakai terutama pada lesi di meatus uretra.Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang.Sebaiknya penderita tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
- Interferon : Dapat diberikan dalam bentuk suntikan ( im atau intra lesi ) dan topikal atau krim.Interferon alfa diberikan dengan dosis 4 – 6 mU,im: 3 kali seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU im selama 6 minggu.Interferon beta diberikan dengan dosis 2 X 106 unit i.m selama 10 hari berturut turut.
- Immunoterapi : Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dapat diberikan pengobatan bersama dengan imunostimulator.
PROGNOSA
- Banyak pasien yang gagal atau bereaksi yang baik pada perawatan
- Kekambuhan hampir 50 % pada wanita bila mengenai cervix uterus didapati setelah 1 tahun pengobatan
- Walaupun sering mengalami residif,prognosis baik.Faktor-faktor predisposisi dicari ,misalnya higiene,adanya flour albus atau kelembaban pada pria akibat tidak disirkumsisi.
2.    Endometriosis
DEFINISI
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.
 
Merupakan gangguan akibat adanya jaringan endometrium dari luar rahim (uterus) yaitu dapat tumbuh di sekitar  ovarium, oviduk, servik dsb. Gejalanya penyakit ini berupa rasa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Rasa nyeri ini disebabkan oleh pengelupasan jaringan endometriosis. 
 

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
  1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
    Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
  2. Teori sistem kekebalan
    Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
  3. Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.

Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada:
  • Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
  • Siklus menstuasi 27 hari atau kurang
  • Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal
  • Menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
  • Orgasme ketika menstruasi.

  • GEJALA
    Endometriosis bisa menyebabkan:
  • Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
  • Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
  • Kemandulan
  • Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).

    Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.

    Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma).
    Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.

    Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.

    Endometriosis

  • DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
    Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.

    Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
  • Laparoskopi
  • Biopsi endometrium
  • USG rahim
  • Barium enema
  • CT scan atau MRI perut.
  • PENGOBATAN
    Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit.

    Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH.
    Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa, tetapis elelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin. .

    Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
    Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
    - bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
    - perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
    - jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
    - jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
    Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser.
    Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.

    Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
    Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

    Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
    1. Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
    2. Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
    3. Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
    4. Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.
    3.    Epididimitis
    Merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
     
     
    Epididimitis adalah peradangan pada epididimis.Epididimis adalah sebuah struktur yang terletak di atas dan di sekeliling testis (buah zakar).
    Fungsinya adalah sebagai pengangkut, tempat penyimpanan dan tempat pematangan sel sperma yang berasal dari testis.
    Epididimis akut bisanya lebih berat daripada epididimis kronis.
    Epididimis kronis berlangsung selama lebih dari 6 minggu.
    PENYEBAB
    Epididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan dengan:
    • Infeksi saluran kemih
    • Penyakit menular seksual (misalnya klamidia dan gonore)
    • Prostatitis (infeksi prostat).Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari:
    • Pemasangan kateter
    • Prostatektomi (pengangkatan prostat).Resiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti-ganti pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom.
    GEJALA
    Gejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum (kantung zakar), yang sifatnya bisa ringan atau berat.
    Peradangan yang sangat hebat bisa menyebabkan penderita tidak dapat berjalan karena sangat nyeri.Infeksi juga bisa menjadi sangat berat dan menyebar ke testis yang berdekatan.
    Infeksi hebat bisa menyebabkan demam dan kadang pembentukan abses (pernanahan).
    Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah:
    • Benjolan di testis
    • Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena
    • Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena
    • Nyeri testis ketika buang air besar
    • Demam
    • Keluar nanah dari uretra (lubang di ujung penis)
    • Nyeri ketika berkemih
    • Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi
    • Darah di dalam semen
    • Nyeri selangkangan.
    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
    Testis pada sisi yang terkena kadang membengkak. Nyeri tekan biasanya terbatas pada daerah tertentu (tempat melekatnya epididimis).
    Bisa ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
    • Analisa dan pembiakan air kemih
    • Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore
    • Pemeriksaan darah lengkap
    • Pemeriksaan kimia darah.
    PENGOBATAN
    Untuk mengatasi infeksi, diberikan antibiotik.
    Selain itu juga diberikan obat pereda nyeri dan anti peradangan.Penderita sebaiknya menjalani tirah baring dengan skrotum diangkat dan dikormpres dingin.
    PENCEGAHAN
    Pada saat menjalani pembedahan, seringkali diberikan antibiotik profilaktik (sebagai tindakan pencegahan) kepada orang-orang yang memiliki resiko menderita epididimitis.Epididimitis akibat penyakit menular seksual bisa dicegah dengan cara melakukan hubungan seksual yang aman dan terlindungi (misalnya tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan kondom)
     
    4.    Gonorhoe (Kencing Nanah)
    Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
     
     
    GO adalah
    Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva).
    Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
    Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
    Melalui darah
    Penyakit menular seksual ini juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui transportasi udara.
    Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan.  Salah satu di antara PMS ini adalah penyakit gonore yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi selaput lendir saluran kencing,  leher rahim, dubur dan tenggorokan atau selaput lendir  konjungtiva mata.  Kuman ini dapat menyebar ke bagian-bagian lain tubuh organisme melalui darah.
    Gejala
    Pada pria gejala penyakit ini diawali dengan adanya gangguan ringan pada saluran kencing diikuti dengan rasa nyeri dalam berbagai tingkatan ketika kencing. Muara saluran kencing pada penis dapat berwarna merah dan mengalami pembengkakan. Pada awalnya wanita tidak memperlihatkan gejala-gejala. Biasanya gejala pada mereka malah timbul berbulan-bulan setelah terjadinya infeksi. Penyakit ini kemungkinan dapat ditemukan hanya pada satu pasangan walaupun sudah mengenai keduanya.  Namun pada memperlihatkan gejala seperti: ingin buang air kecil, nyeri waktu kencing, keputihan dan demam.  Gonore dapat menyebabkan infeksi pada indung telur, saluran telur dan saluran kencing dan menyebabkan nyeri hebat dalam panggul.
    Jika cairan tubuh yang mengandung kuman ini mengenai mata seseorang dapat timbul konjuntivitis gonore (radang mata kencing nanah). Untuk mengetahui adanya penyakit ini biasanya dilakukan sebagian besar dilakukan dengan pemeriksaan analisa contoh cairan yang diambil dari saluran kencing.  Walaupun tidak ada pemeriksaan darah spesifik untuk mendeteksi adanya kuman gonore namun demikian penting sekali untuk mengambil contoh darah karena ada kemungkinan saja seseorang sekaligus juga tertular dengan PMS lain seperti sifilis atau AIDS.
    Pengobatan
    Biasanya pengobatan dengan suntikan tunggal atau dosis tungal ceftriaxona yang diminum. Jika infeksi  menular melalui darah biasanya pasien  dirawat untuk mendapat obat antibiotika melalui suntikan intravena.
     
    5.    Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
    Merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
     
     Pengertian hamil anggur atau secara medis disebut molahidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas (yaitu bagian dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) atau merupakan suatu hasil pembuahan yang gagal. Jadi dalam proses kehamilannya mengalami hal yang berbeda dengan kehamilan normal, dimana hasil pembuahan sel sperma dan sel telur gagal terbentuk dan berubah menjadi gelembung – gelembung yang bergerombol berbentuk menyerupai buah anggur. Semakin hari pertumbuhan gelembung semakin banyak bahkan bisa berkembang secara cepat. Hal ini yang membuat perut seorang ibu hamil dengan molahidatidosa tampak cepat membesar .
     
    Penyebab
     
    Faktor langsung penyebab hamil anggur ini hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti. Diperkirakan bahwa beberapa faktor yang sering dikaitkan sebagai penyebab hamil anggur ini diantaranya yaitu mutasi genetik (buruknya kualitas sperma atau gangguan pada sel telur) yang mengakibatkan pada kehamilan dimana janin akan mati dan tak berkembang, kekurangan vitamin A, darah tinggi, serta faktor gizi yang kurang baik. Wanita dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun juga berada dalam risiko tinggi. Seringkali ditemukan pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, kekurangan gizi pada ibu hamil, ibu yang sering hamil, gangguan peredaran darah dalam rahim dan kelainan rahim berhubungan dengan peningkatan angka kejadian mola. Mengkonsumsi makanan rendah protein, asam folat, dan karoten juga meningkatkan risiko terjadinya mola. 
     
    Pegobatan 
    Penanganan hamil anggur yang menjadi pilihan adalah dengan tindakan kuretase untuk membersihkan rahim dari gelembung-gelembung hamil anggur. Kuretase yang dilakukan dapat dilakukan beberapa kali tergantung kondisi kehamilan molahidatidosa. Pemeriksaan kadar hormon Hcg dalam tubuh ibu dan memastikan bahwa kondisi rahim sudah sungguh-sungguh bersih. Pada keadaan tertentu dapat pula dilakukan tindakan pengangkatan rahim karena dianggap berbahaya bagi kesehatan ibu, namun keputusan ini juga harus mempertimbangkan faktor umur ibu dan jumlah anak yang sudah dimiliki.
    6.    Herpes Genitalis
    Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Gejala yang timbul adalah bintil-bintil berkelompok pada kemaluan, hilang dan timbul, akhirnya menetap seumur hidup.
     

    Penyebab

    Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2.
    • tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut
    • tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin
    • penyebab : virus Herpes Simpleks
    • perantara : manusia, bahan yang tercemar virus
    • tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut
    • cara penularan : kontak langsung
    • tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut

    PENGOBATAN
    • Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan.
    • Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.
      Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.
    • Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.’
    • Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
      - menjaga kebersihan lokal
      - menghindari trauma atau faktor pencetus.
    • Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi.(14)
    • Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah 12)
      - Asiklovir (Zovirus)
      - Famsiklovir
      - Valasiklovir (Valtres)
    • Asiklovir
      Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5)
    • Valasiklovir
      Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.
    • Famsiklovir
      Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
      Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.
    • Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya tertekan. Pada penelitian in vitro  serta penelitian in vivo, povidone iodine terbukti merupakan agen efektif melawan virus tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital. 
    •  CDC (Center For Disease Control and Prevention), merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk orang yang mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun.
    • Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio caesaria bila pada saat melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan.
    • Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang dilakukan menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital yang subklinis, namun
    7.    Hipogonadisme
    Merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi  hormon, seperti hormon androgen dan  estrogen. Gangguan ini menyebabkan  infertilitas,  impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.